The
Gold Dinar tetap mata uang Islam resmi sampai runtuhnya Kekaisaran
Ottoman pada tahun 1924 , ketika itu menghilang selama 77 tahun . Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim tertinggi di dunia harus memiliki sejarah besar tentang Islam ekonomi . Dan itu benar-benar tepat . Mata uang Islam telah pernah ada di Indonesia .
Saat
ini sebagian besar masyarakat Indonesia tidak tahu yang pernah dibuat
Dinar dan Dirham dan diterapkan di Indonesia sebagai uang hukum yang
lebih dari 600 tahun yang lalu . Sejak abad ke-14 , nenek moyang sudah akrab dengan kedua jenis uang .
Dalam
buku Ying Yai Sheng Lan , yang ditulis oleh Ma Huan , petugas kantor
dan penerjemah Laksamana Cheng Ho , selama ia mengunjungi ke Sumatera
Utara (1405-1433) , mengatakan bahwa Samudera Pasai digunakan Dinar
dengan 70 % emas , dan Keueh terbuat dari timah ( 1 Dinar = 1.600 Keuehs ) . Seperti kita ketahui , Cheng Ho adalah seorang voyager . Ia lahir sekitar 1371 di China barat daya Provinsi Yunan (sebelah utara Laos ) dengan nama Ma Ho . Ayah
Ma Ho adalah seorang haji Muslim ( yang telah membuat haji ke Mekah )
dan nama keluarga Ma digunakan oleh umat Islam di representasi dari kata
Mohammed .
Samudera Pasai diterbitkan Dinar pertama sebagai Sultan Muhammad memegang kekuasaan ( 1297-1326 ) . Pada
periode Sultan Ahmad Malik az - Zahir , Dinar adalah lebih dikenal
sebagai Derham Mas , yang diterbitkan dalam 2 bentuk , Derham setengah
Derham ( 1346-1383 ) . Kemudian
ketika Aceh menaklukkan Samudera Pasai ( 1524 ) , tradisi penerbitan
Derham Mas menyebar ke seluruh Sumatera dan Malaka Peninsula , bahkan
Derham masih diterapkan sampai Nippon tentara mendapat mendarat di
Seulilmeum , Aceh Besar , pada 1942. Saat
ini, penggunaan unit emas ( 1 emas = 2,5 gr ) masih dapat ditemukan di
Sumatera Barat , sebagai pengukuran perdagangan , terutama untuk
perdagangan tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar